Albert Einstein (14 Maret 1879–18 April 1955) adalah seorang ilmuwan
fisika teoretis yang dipandang luas sebagai ilmuwan terbesar dalam abad ke-20.
Dia mengemukakan teori relativitas dan juga banyak menyumbang bagi pengembangan
mekanika kuantum, mekanika statistik, dan
kosmologi. Dia dianugerahi Penghargaan Nobel dalam
Fisika pada tahun 1921 untuk penjelasannya tentang efek fotoelektrik dan "pengabdiannya bagi Fisika
Teoretis".
Setelah teori
relativitas umum dirumuskan, Einstein menjadi terkenal ke seluruh dunia,
pencapaian yang tidak bisaa bagi seorang ilmuwan. Di masa tuanya,
keterkenalannya melampaui ketenaran semua ilmuwan dalam sejarah, dan dalam budaya populer, kata Einstein dianggap bersinonim
dengan kecerdasan atau bahkan jenius. Wajahnya merupakan salah satu yang paling
dikenal di seluruh dunia. Pada tahun 1999, Einstein dinamakan "Tokoh Abad
Ini" oleh majalah Time.
Kepopulerannya juga membuat nama
"Einstein" digunakan secara luas dalam iklan dan barang dagangan
lain, dan akhirnya "Albert Einstein" didaftarkan sebagai merk dagang. Untuk menghargainya, sebuah satuan dalam
fotokimia dinamai einstein, sebuah unsur kimia dinamai einsteinium, dan
sebuah asteroid dinamai 2001 Einstein.
Masa muda dan
universitas
Einstein dilahirkan di Ulm di Württemberg,
Jerman; sekitar 100 km sebelah timur Stuttgart .
Bapaknya bernama Hermann Einstein, seorang penjual
ranjang bulu yang kemudian menjalani pekerjaan elektrokimia, dan ibunya bernama
Pauline. Mereka menikah di Stuttgart -Bad
Cannstatt. Keluarga mereka keturunan Yahudi; Albert disekolahkan di sekolah Katholik dan atas keinginan ibunya dia diberi
pelajaran biola.
Pada umur lima tahun, ayahnya menunjukkan kompas kantung,
dan Einstein menyadari bahwa sesuatu di ruang yang "kosong" ini
beraksi terhadap jarum di kompas tersebut; dia kemudian menjelaskan
pengalamannya ini sebagai salah satu saat yang paling menggugah dalam hidupnya.
Meskipun dia membuat model dan alat mekanik sebagai
hobi, dia dianggap sebagai pelajar yang lambat, kemungkinan disebabkan oleh dyslexia, sifat pemalu, atau
karena struktur yang jarang dan tidak bisaa pada otaknya (diteliti setelah
kematiannya). Dia kemudian diberikan penghargaan untuk teori relativitasnya
karena kelambatannya ini, dan berkata dengan berpikir dalam tentang ruang dan
waktu dari anak-anak lainnya, dia mampu mengembangkan kepandaian yang lebih
berkembang. Pendapat lainnya, berkembang belakangan ini, tentang perkembangan
mentalnya adalah dia menderita Sindrom Asperger, sebuah kondisi yang
berhubungan dengan autisme.
Einstein mulai belajar matematika pada umur dua belas
tahun. Ada gosip bahwa dia gagal dalam matematika dalam jenjang
pendidikannya, tetapi ini tidak benar; penggantian dalam penilaian membuat
bingung pada tahun berikutnya. Dua pamannya membantu mengembangkan
ketertarikannya terhadap dunia intelek pada masa akhir kanak-kanaknya dan awal
remaja dengan memberikan usulan dan buku tentang sains dan matematika.
Pada tahun 1894, dikarenakan kegagalan bisnis elektrokimia
ayahnya, Einstein pindah dari Munich
ke Pavia , Italia (dekat kota
Milan ). Albert
tetap tinggal untuk menyelesaikan sekolah, menyelesaikan satu semester sebelum
bergabung kembali dengan keluarganya di Pavia .
Kegagalannya dalam seni liberal dalam tes masuk Eidgenössische Technische Hochschule (Institut
Teknologi Swiss Federal, di Zurich) pada tahun berikutnya adalah sebuah langkah
mundur dia oleh keluarganya dikirim ke Aarau, Swiss, untuk menyelesaikan
sekolah menengahnya, di mana dia menerima diploma pada tahun 1896, Einstein
beberapa kali mendaftar di Eidgenössische Technische Hochschule. Pada
tahun berikutnya dia melepas kewarganegaraan Württemberg,
dan menjadi tak bekewarganegaraan.
Pada 1898, Einstein menemui dan jatuh cinta kepada Mileva
Marić, seorang Serbia
yang merupakan teman kelasnya (juga teman Nikola Tesla). Pada tahun 1900, dia
diberikan gelar untuk mengajar oleh Eidgenössische Technische Hochschule
dan diterima sebagai warga negara Swiss pada 1901. Selama masa ini Einstein
mendiskusikan ketertarikannya terhadap sains kepada teman-teman dekatnya,
termasuk Mileva. Dia dan Mileva memiliki seorang putri bernama Lieserl, lahir
dalam bulan Januari tahun 1902. Lieserl Einstein, pada waktu itu, dianggap
tidak legal karena orang tuanya tidak menikah.
Kerja dan Gelar Doktor
Pada saat kelulusannya Einstein tidak dapat menemukan
pekerjaan mengajar, keterburuannya sebagai orang muda yang mudah membuat marah
professornya. Ayah seorang teman kelas menolongnya mendapatkan pekerjaan
sebagai asisten teknik pemeriksa di Kantor Paten Swiss pada tahun 1902. Di sana , Einstein menilai
aplikasi paten penemu untuk alat yang memerlukan pengetahuan fisika. Dia juga
belajar menyadari pentingnya aplikasi dibanding dengan penjelasan yang buruk,
dan belajar dari direktur bagaimana "menjelaskan dirinya secara benar".
Dia kadang-kadang membetulkan desain mereka dan juga mengevaluasi kepraktisan
hasil kerja mereka.
Einstein menikahi Mileva pada 6 Januari 1903. Mileva adalah
seorang matematikawan. Pada 14 Mei 1904, anak pertama dari pasangan ini, Hans
Albert Einstein, lahir. Pada 1904, posisi Einstein di Kantor Paten Swiss
menjadi tetap. Dia mendapatkan gelar doktor
setelah menyerahkan thesis "Eine neue Bestimmung der Moleküldimensionen"
("On a new determination of molecular dimensions") pada tahun
1905 dari Universitas Zürich.
Di tahun yang sama dia menulis empat artikel yang
memberikan dasar fisika modern, tanpa banyak sastra sains
yang dapat ia tunjuk atau banyak kolega dalam sains yang dapat ia diskusikan
tentang teorinya. Banyak fisikawan setuju bahwa ketiga thesis itu (tentang gerak Brownian, efek fotolistrik, dan relativitas khusus)
pantas mendapat Penghargaan Nobel. Tetapi hanya thesis tentang efek
fotoelektrik yang mendapatkan penghargaan tersebut. Ini adalah sebuah ironi,
bukan hanya karena Einstein lebih tahu banyak tentang relativitas, tetapi juga
karena efek fotoelektrik adalah sebuah fenomena kuantum, dan Einstein menjadi
terbebas dari jalan dalam teori kuantum. Yang membuat thesisnya luar bisaa
adalah, dalam setiap kasus, Einstein dengan yakin mengambil ide dari teori
fisika ke konsekuensi logis dan berhasil menjelaskan hasil eksperimen yang
membingungkan para ilmuwan selama beberapa dekade.
Dia menyerahkan thesis-thesisnya ke "Annalen der
Physik". Mereka bisaanya ditujukan kepada "Annus
Mirabilis Papers" (dari Latin: Tahun luar bisaa).
Persatuan Fisika Murni dan Aplikasi (IUPAP) merencanakan
untuk merayakan 100 tahun publikasi pekerjaan Einstein di tahun 1905 sebagai
Tahun Fisika 2005.
Gerakan Brown
Di artikel pertamanya di tahun 1905 bernama "On the
Motion—Required by the Molecular Kinetic Theory of Heat—of Small Particles
Suspended in a Stationary Liquid", mencakup penelitian tentang gerakan Brownian. Menggunakan teori kinetik
cairan yang pada saat itu kontroversial, dia menetapkan bahwa fenomena, yang masih
kurang penjelasan yang memuaskan setelah beberapa dekade setelah ia pertama
kali diamati, memberikan bukti empirik (atas dasar pengamatan dan eksperimen)
kenyataan pada atom. Dan juga meminjamkan keyakinan pada mekanika statistika,
yang pada saat itu juga kontroversial.
Sebelum thesis ini, atom dikenal sebagai konsep yang
berguna, tetapi fisikawan dan kimiawan berdebat dengan sengit apakah atom itu
benar-benar suatu benda yang nyata. Diskusi statistik Einstein tentang kelakuan
atom memberikan pelaku eksperimen sebuah cara untuk menghitung atom hanya
dengan melihat melalui mikroskop bisaa. Wilhelm Ostwald,
seorang pemimpin sekolah anti-atom, kemudian memberitahu Arnold
Sommerfeld bahwa ia telah berkonversi kepada penjelasan komplit Einstein
tentang gerakan Brown.
A.
TEORI RELATIVITAS KHUSUS
Fisika Klasik
Fisika, awal abad ke-20, merupakan
kajian teratur sebagaimana dikembangkan pada abad-abad sebelumnya. Pandangan
tentang ruang dan waktu dalam fisika terutama berdasarkan karya yang dilakukan
oleh Galileo dan Newton ,
dan karya ini diperdebatkan oleh penyingkapan rahasia baru Einstein. Di samping
itu, Einstein juga membuktikan tidak adanya suatu segi keganjilan sains abad
ke-19 yang dikenal sebagai “eter”.
Relativitas
Awal
Karena panggung sudah ditata untuk
menggambarkan keadaan fisika klasik pada peralihan abad ke-20, kita dapat
mempertimbangkan sumbangan Einstein atas pemahamannya tentang relativitas
khusus. Akan tetapi pertama-tama, kita seharusnya mempelajari dari mana asal
mula gagasan relativitas. Einstein tidak menciptakan gagasan tetapi
dia hanya memperjelas dan memperluas gagasan itu, baik secara fisika dan
matematika.
Pandangan
Kuno tentang Ruang dan Waktu
Kita dapat memulainya dengan
pandangan tentang ruang dan waktu pada masa sebelum Renaisans, khususnya pada
masa Yunani dan Romawi kuno. Pandangan pada masa itu adalah bahwa kerangka
acuan alami untuk memandang dan mengukur benda. Kerangka acuan ini sederhana;
keadaan diam, yaitu, keadaan tidak bergerak. Dalam pandangan dunia ini, ada
kerangka acuan mutlak, yang disebut “diam absolut” dan semua pengamat setuju
bahwa kerangka acuan ini ada pada keadaan diam. Kerangka acuan mutlak ini juta
memiliki waktu mutlak, di mana semua waktu-waktu lainnya dapat diukur.
Pandangan
Galileo tentang Relativitas
Perubahan terhadap pandangan sebelum
Renaisans tentang ruang dan waktu terjadi bersamaan dengan karya Galileo
Galilei pada pertengahan abad ke-17. Galileo pertama kali menjelaskan “dasar
relativitas”. Gagasan ini baru terjadi ketika Galileo mempertimbangkan hukum
fisika seperti apa yang dipakai oleh pengamat di dalam sebuah kapal laut yang
bergerak pada kecepatan tetap dibandingkan dengan pengamat yang diam di darat.
Galileo memperhatikan bahwa selama kapal itu bergerak pada kecepatan tetap,
dalam satu arah, di atas lautan yang tenang tanpa gelombang atau gangguan lain,
bahwa seorang pengamat di dalam kapal tidak mampu melakukan percobaan apa pun
untuk membuktikan bahwa kapal sedang bergerak (kecuali melihat ke luar
jendela).
Prinsip relativitas Galileo
menyatakan bahwa hasil semua percobaan yang dilakukan oleh pengamat di dalam
kapal akan sama dengan hasil percobaan yang dilakukan oleh pengamat di darat.
Bola akan menggelinding dengan cara yang sama dan akan jatuh ke tanah dalam
waktu yang sama, misalnya. Prinsipnya dapat dinyatakan dengan lebih ringkas
dengan mengatakan bahwa hukum-hukum mekanis fisika dalah sama untuk pengamat
yang lembam (diam atau inersia).
Hukum-hukum fisika klasik pertama kali dijelaskan oleh Sir Isaac Newton
(1643-1727) pada akhir abad ke-17. Dalam karyanya pada tahun 1687, Philosophiae naturalis principia mathematica
(disebut the Principa), dia
menganalisis gerakan dari benda-benda di bawah bermacam-macam gaya . Hukum-hukum Newton
tentang gerak memperhitungkan prinsip relativitas Galileo dan unsur utama dari
teori Newton
adalah gagasan bahwa suatu partikel dalam kerangka acuan diam akan bergerak
dalam arah yang pasti ada kecepatan yang pasti. Newton juga menganggap bahwa waktu dalam
kerangka acuan yang beragam dapat diukur berkenaan dengan waktu mutlak, sesuatu
yang tidak berubah.
Persoalan-persoalan
dengan Pandangan Newton dan Maxwell mengenai Alam Semesta
Pada akhir abad ke-19, baik rumusan
yang rapi, elegan dari Maxwell tentang elektromagnetisme dan mekanika klasik Newton menunjukkan
beberapa persoalan. Beberapa ketidakkonsistenan yang tampaknya kecil namun para
ilmuwan tidak mampu menjelaskannya dengan memuaskan. Ketidakkonsistenan ini
mencakup kenyataan bahwa orbit planet Merkurius
di sekitar matahari sedikit berbeda dari ramalan yang dibuat oleh para ilmuwan
yang mempelajari orbit. Juga, ada persoalan-persoalan dengan persamaan Maxwell, eter, dan kerangka acuan
bergerak. Para ilmuwan sedang
mempertimbangkan masalah-masalah yang sebelumnya telah diterima sebagai
kebenaran seperti apakah kecepatan cahaya sesungguhnya pasti atau tidak.
Persamaan Maxwell yang menyatukan
studi tentang listrik, magnetisme, dan optik (dengan memasukkan cahaya sebagai
gelombang elektromagnetik), menunjukkan bahwa kecepatan cahaya adalah ketetapan
yang pasti. Namun, keberadaan kecepatan yang pasti untuk cahaya tidak sesuai
dengan pandangan Galileo dan Newton
yang menyatakan bahwa kecepatan bervariasi tergantung pada pengamat. Apabila
seorang pengamat yang bergerak mengukur kecepatan cahaya, hasilnya seharusnya
berbeda dari kecepatan yang diukur oleh seorang pengamat yang tidak bergerak.
Namun, persamaan Maxwell membutuhkan kecepatan cahaya yang pasti tidak beragam,
tidak menjadi masalah siapa yang melakukan pengamatan. Hal ini tentunya sangat
membingungkan namun kemudian Einstein dating untuk memberikan beberapa
penjelasan.
Pemecahan
Einstein
Dalam makalah tahun 1905, Einstein
mengusulkan suatu solusi bagi permasalahan tentang kecepatan cahaya. Dalam makalahnya,
Einstein pertama-tama mendukung prinsip dasar Galileo tentang relativitas.
Pandangan Galileo tentang relativitas hanya dilakukan untuk hukum-hukum
mekanika fisika. Einstein sebaliknya memperluas pernyataan awal itu dengan
memasukkan hukum-hukum fisika. Pernyataan baru Einstein tentang relativitas
adalah bahwa semua hukum-hukum fisika sama untuk pengamat tidak bergerak.
Dalil-dalil
Relativitas Khusus Einstein
Pernyataan-pernyataan baru Einstein
menunjukkan bahwa bukan hanya tidak ada percobaan mekanis yang dilakukan
pengamat untuk membuktikan apakah dia bergerak atau tidak (pada kecepatan
tetap), tetapi juga tidak ada percobaan optik atau elektromagnetik yang dapat
dia lakukan. Einstein mengatakan bahwa kecepatan cahaya sama untuk semua
pengamat tidak bergerak, dan tidak beragam atau bergantung pada sumber gerakan.
Para pengamat bahkan tidak dapat menggunakan
kecepatan cahaya untuk menyampaikan apakah mereka, atau sumber cahaya, bergerak
atau tidak.
Dua
dalil tentang relativitas khusus adalah :
1. Hukum-hukum
fisika sama untuk kerangka acuan inersia apa pun.
2. Dalam kerangka
acuan inersia, kecepatan cahaya (c) adalah sama apakah
cahaya itu
dikeluarkan oleh suatu sumber yang bergerak (gerakan yang sama,
tidak
mengalami percepatan) atau diam.
Ruang-waktu
Pandangan
Galileo tentang Relativitas membuat kita melupakan gagasan tempat yang pasti
pada ruang. Pandangan baru Einstein tentang relativitas menggunakan pandangan
ini selangkah lebih maju. Pandangan ini tidak hanya menghilangkan gagasan yang
pasti di angkasa, tetapi juga menghilangkan gagasan tentang waktu yang pasti.
Peristiwa-peristiwa yang terjadi pada saat yang sama bersifat sekaligus.
Einstein menunjukkan bahwa keserantakan tidak pasti dalam kerangka acuan.
Peristiwa-peristiwa yang muncul bersamaan bagi seorang pengamat dapat terjadi
bagi pengamat lain pada waktu yang berbeda.
Teori ini
membuat waktu sebagai waktu yang tidak tetap (variabel) lain dari tempat “ruang
dan waktu”. Dengan bantuan ahli matematika Jerman, Hermann Minkowski (1864-1909), Einstein menunjukkan bahwa
kejadian-kejadian dipertimbangkan seperti terjadi pada suatu koordinat empat
dimensi tertentu; tiga dimensi untuk lokasi ruang yang khas (seperti garis
lintang, garis bujur, dan ketinggian), ditambah dimensi keempat untuk waktu.
Dan persis seperti tiga posisi ruang bisa beragam sesuai dengan kerangka acuan.
Kereta
Api Relatif
Einstein menganjurkan suatu
percobaan pikiran untuk membantu memahami bagaimana seorang pengamat dapat
berpikir bahwa dua peristiwa bersamaan dan pengamat lain berpikir dua peristiwa
itu tidak bersamaan. Bayangkan sebuah kereta api dengan seorang pengamat di
atas gerbong di tengah kereta api dan pengamat lainnya di tanah. Pada suatu
saat tertentu, dua pengamat itu berhadapan langsung satu sama lain, dan mencocokkan
jam mereka ketika mereka melambaikan tangan sambil berlalu.
Lalu, dua ledakan petir menyambar,
satu meninggalkan tanda di ujung depan kereta dan di tanah pada titik yang
sama, dan satu lagi meninggalkan tanda di belakang kereta api dan pada titik
yang sama pada tanah. Kedua pengamat mencatat kejadian ini.
Pengamat di darat mendapat cahaya
dari kedua sambaran kilat pada saat yang sama. Dia mengukur jarak antara kedua
tanda di tanah, dan menemukan bahwa dia berdiri tepat di tengah-tengah dua
titik. Karena dia mengetahui bahwa kecepatan cahaya tetap, dia dapat
menyimpulkan bahwa kedua sambaran kilat terjadi pada saat yang bersamaan sebab
cahaya melintas pada jarak yang sama.
Pengamat di atas kereta mempunyai
kesimpulan yang berbeda. Dia berdiri di tengah kereta api dan dia mengetahui
bahwa jarak dari tanda yang dibuat kilat di ujung depan kereta api sama dengan
jarak dari tanda yang dibuat kilat di ujung belakang kereta api. Namun, dia
mendapat cahaya yang dikeluarkan oleh sambaran kilat di depan kereta sebelum
cahaya dikeluarkan dari sambaran kilat di belakang kereta. Sebab dia mengetahui
bahwa kecepatan cahaya tetap, dan jarak dari masing-masing tanda adalah sama,
dia menyimpulkan bahwa sambaran kilat di depan kereta terjadi sebelum sambaran
kilat di belakang kereta.
Bagaimana hal ini bisa terjadi?
Kedua kejadian itu bersamaan bagi pengamat di darat, tetapi tidak bersamaan
bagi pengamat di atas kereta api. Kita dapat memahami bagaimana hal ini terjadi
dengan melihat gerakan dari pengamat di atas kereta api. Pada waktu cahaya
menghampirinya dari depan dan belakang kereta api, dia bergerak bersama seluruh
gerbong kereta api. Arah gerakannya adalah menghadap depan kereta api. Jadi,
ketika dibandingkan dengan jarak di tanah, cahaya dari depan kereta api harus
melintasi jarak yang lebih sedikit untuk menghampiri pengamat tersebut.
Sementara cahaya dari belakang kereta harus melintasi jarak yang lebih besar.
Perbedaan dalam lintasan waktu ini menjelaskan mengapa pengamat di atas kereta
api menyimpulkan cahaya dari dua peristiwa ini tidak bersamaan.
Dengan demikian, karya awal Einstein
tentang relativitas menunjukkan bahwa baik ruang maupun waktu tidak mutlak.
Persepsi dari setiap ruang dan waktu tergantung pada pengamat dan kerangka
acuannya. Namun, Einstein benar-benar mengganti dalil mutlak ini dengan lebih
mendasar dan baru. Dalam teori baru tentang ruang dan waktu, satu-satunya yang
mutlak adalah cahaya. Kecepatan cahaya
adalah mutlak, bebas dari kerangka acuan.
Beberapa
Teka-teki dari Relativitas Khusus
Di samping hal-hal aneh yang
sebelumnya tidak pernah disinggung, dimana peristiwa-peristiwa tidak lagi
bersamaan jika diukur dari kerangka acuan berbeda, relativitas khusu juga
menghasilkan beberapa perilaku yang sangat aneh ketika kecepatan mendekati kecepatan
cahaya. Menggali beberapa dari konsekuensi aneh ini, yang semuanya konsisten
dengan pandangan Einstein tentang alam semesta, menghasilkan banyak gagasan
yang menarik yang mempengaruhi jalan yang diambil oleh sains. Diantaranya, dilatasi (pemuaian) waktu,
penyusutan panjang, dan paradoks kembar.
B.
TEORI RELATIVITAS UMUM
Setelah keberhasilan relativitas
khusus dalam menyatukan ruang dan waktu, Einstein mulai melakukan penelitian
atas teori relativitas umum, yang akhirnya menyatukan relativitas dan
gravitasi, seperti yang awalnya dikembangkan oleh Galileo dan Newton .
Relativitas
Khusus Lawan Relativitas Umum
Teori relativitas khusus Einstein
merombak cara para ilmuwan memandang ruang dan waktu. Cara itu menggabungkan
ruang dan waktu menjadi teori ruang-waktu yang baru di mana baik waktu dan
jarak adalah variabel bukannya faktor tetap. Satu-satunya jumlah tetap dalam
relativitas khusus Einstein adalah kecepatan cahaya. Namun, relativitas khusus
dibatasi kerangka acuan inersia (kerangka yang tidak mempercepat atau mengubah
arah).
Einstein mulai melakukan penelitian
segera untuk melakukan generalisasi teori relativitasnya. Dia menginginkan
suatu teori yang menjelaskan apa yang terjadi bukan hanya kerangka acuan
inersia tetapi juga kerangka apa pun yang menggerakkan, mempercepat, atau
mengubah arah. Ketika kerangka itu dipadamkan, ada masalah lain dengan
relativitas khusus, yakni relativitas khusus bertentangan dengan hukum
gravitasi Newton .
Dalam penelitian untuk meyatukan gravitasi dan relativitas, Einstein akhirnya
menghasilkan teori relativitas umum.
Teori relativitas umum Einstein juga
disebut “Hukum Gravitasi Einstein”, dan berdasarkan penelitian yang dilakukan
oleh Galileo dan Newton
tentang tarikan gravitasi. Mulai tahun 1907, Einstein memulai percobaannya
untuk menggunakan gravitasi sebagai sesuatu yang tetap dalam teori gravitasi
yang lebih umum, persis seperti kecepatan cahaya yang tetap dalam teori
relativitas khusus.
Sebuah
Kotak di Ruang Angkasa
Einstein mengajukan sebuah percobaan
pemikiran seperti yang dia lakukan beberapa waktu sebelumnya untuk
mempertimbangkan masalah relativitas umum. Dalam hal ini, dia membayangkan
seorang pengamat dalam stasiun ruang angkasa, cukup jauh dari benda-benda
lainnya sehingga tidak tunduk pada gaya
gravitasi apapun. Karena tidak ada benda apapun yang cukup dekat untuk
memberikan gaya
gravitasi, pengamat dalam kotak itu akan mengapung di sekitarnya.
Namun, Einstein lalu
mempertimbangkan apa yang terjadi jika sebuah tali diikatkan pada kotak itu,
dan beberapa “keadaan” luar mulai menarik kotak itu dengan kekuatan tetap.
Aktivitas ini akan menyebabkan kotak dan pengamat di dalamnya bergerak cepat ke
atas menuju keadaan yang menarik tali itu. Pengamat dalam kotak tersebut tidak
akan mengapung lagi tapi dia akan menuju dasar kotak dan dia harus berdiri di sana .
Pengamat tersebut juga dapat
melakukan eksperimen dengan menjatuhkan benda dalam kotak atau mengelindingkan
benda-benda itu dari tempat yang miring, dan mendapati bahwa benda-benda
tersebut bergerak dengan cepat menuju lantai pada kecepatan tetap. Dengan
demikian, pengamat itu akan menyimpulkan bahwa dia ada dalam kotak yang besar,
dia mungkin akan berfikir mengapa kotak itu sendiri tidak jatuh, dan ketika dia
memukuli tali itu (digunakan keadaan yang tidak terlihat) maka dia akan
menyimpulkan bahwa kotak itu tergantung pada tali tersebut.
Jadi, apakah pengamat dalam kotak
itu salah? Einstein menyatakan bahwa sebenarnya pandangan pengamat dalam kotak
itu persis sama besarnya dengan pandangan pengamat di luar, atau seorang yang
dapat melihat seluruh sistem. Yaitu, tidak ada perbedaan antara, berada dalam
sebuah kotak yang berkecepatan sama (kerangka acuan), dan berada dalam medan gravitasi yang sama.
Prinsip
ekuivalensi
Sebenarnya, percobaan pikiran yang
sederhana ini menuju prinsip dasar relativitas umum. Ingat bahwa relativitas
khusus didasarkan pada gagasan bahwa kerangka acuan inersia adalah sama, dan
bahwa pengamat tidak dapat menyatakan apakah dia diam atau dalam rangka acuan
bergerak pada kecepatan tetap. Relativitas umum memperluas gagasan ini. Dalam
relativitas umum, kerangka acuan yang cepat sebanding dengan kerangka acuan di
mana ada medan
gravitasi yang sama. Gagasan ini disebut prinsip ekuivalensi Einstein, dan
Einstein mengatakan bahwa penemuan gagasan ini, pada tahun 1907, adalah
pemikiran yang paling membahagiakan dalam hidupnya.
Prinsip ekuivalensi Einstein
mengatakan bahwa tidak ada cara untuk membedakan antara kerangka acuan percepatan dan
kerangka acuan di mana ada medan
gravitasi yang sama. Dengan
kata lain, percepatan dan gravitasi dengan tepat menciptakan kondisi yang sama,
dan pengamat dalam ruang tertutup tidak dapat melakukan percobaan apa pun untuk
membedakan keduanya.
Hasil
lain dari prinsip ekuivalensi adalah
1. pergeseran atau perubahan warna merah secara
gravitasi yang dapat dijelaskan dengan efek Doppler, perubahan warna merah dan
biru,
2. waktu dan ketinggian yang dapat dijelaskan
dengan jam yang bergerak cepat di atas gunung, dan dampak pada system penentuan
posisi global,
3. lengkungan ruang yang tidak mengakui geometri Euclid dan dijelaskan oleh
Einstein melalui ruang yang dibelokkan,
4. menyelesaikan masalah perihelium Merkurius.
Pembelokan
Cahaya dalam Suatu Medan Gravitasi
Setelah makalahnya pada tahun 1907
tentang prinsip ekuivalensi, Kontribusi Einstein berikutnya dalam bidang
relativitas umum tidak muncul hingga tahun 1911. Sebagai bagian dari prinsip
ekuivalensinya, Einstein menyadari bahwa cahaya itu sendiri seharusnya
dibelokkan oleh medan
gravitasi. Namun, ketika mempertimbangkan ukuran bumi, Einstein berpendapat
bahwa kecil kemungkinan adanya eksperimen tentang klaim seperti ini.
Meskipun demikian, dalam makalahnya
tahun 1911, Einstein menyadari bahwa pembelokan cahaya dapat dilihat melalui
pengamatan astronomis. Massa
bintang-bintang dan galaksi, menurut dugaan Einstein, cukup luas untuk
membelokkan cahaya ke tingkat yang cukup dapat diamati.
Pengukuhan
Pengamatan
Ramalan Einstein yang berani bahwa
cahaya dapat dibelokkan oleh medan
gravitasi dengan cukup mengagumkan dikukuhkan oleh pengamatan-pengamatan yang
dilakukan pada tanggal 29 Mei 1919, selama gerhana matahari total. Para ahli astronomi membuat pengukuran yang sangat
seksama tentang posisi bintang-bintang dekat matahari selama gerhana terjadi.
Mereka melihat bahwa posisi yang tampak dibelokkan dengan jarak dari 1,7 detik
busur lingkaran, suatu jarak yang sangat kecil, tetapi merupakan jarak yang
telah diramalkan oleh Einstein. Pengukuran ini menyingkirkan batas-batas
ketepatan ilmiah pada waktu itu, tetapi cukup tepat untuk mengukuhkan teori
Einstein.
Pengukuhan teori Einstein tahun 1919
membuat Einstein terkenal dalam waktu singkat dan mitos tentang Einstein sang
genius mulai dibangun. Hanya dalam tempo enam bulan setelah akhir PD I,
orang-orang mengakui bahwa ilmuwan berusia empat puluh tahun ini telah menguak
tabir dengan sangat mengagumkan dalam bidang sains murni yang tidak terpengaruh
oleh konflik politik atau sosial.
Pengamatan tahun 1919 tentu membuat
Einstein dan relativitas umum menjadi pusat perhatian, tetapi keraguan tetap
ada tentang apakah teorinya benar adanya atau tidak. Pengamatan gerhana
memiliki tingkat kesalahan sampai 20%, tidak cukup tepat untuk mengesampingkan
beberapa teori gravitasi yang bersaing dengan teori Einstein. Hingga akhirnya
satelit Hipporcos memetakan posisi binatang dengan akurasi yang belum pernah
terjadi sebelumnya, dari tahun 1989 sampai tahun 1993, para ilmuwan akhirnya
mempunyai cukup bukti untuk menunjukkan bahwa ramalan Einstein benar sampai
tingkat akurasi 1/10 dari 1% - satu dalam
seribu. Hal ini cukup untuk meyakinkan bahkan ilmuwan yang paling skeptis
sekalipun.
Bentuk
Akhir Relativitas Umum
Pada tanggal 25 November 1915,
setelah sejumlah awal percobaan yang keliru dan kesalahan lainnya, Einstein
menyerahkan makalah, yang kira-kira berjudul “Persamaan Medan Gravitasi”, yang
akhirnya memiliki persamaan medan
untuk relativitas umum. Hampir semua teman Einstein pada masa itu bingung dan
heran oleh serangkaian makalah cepat antara tahun 1912 dan 1915, yang
masing-masing mengoreksi, mengubah, dan memperluas makalah-makalah sebelumnya.
Salah satu dari perluasan pertama
relativitas umum dilakukan oleh Karl Schwarzschild (1873-1916) pada tahun 1916.
Dalam makalah ini, Schwarzchild memecahkan persamaan relativitas umum dan
gravitasi Einstein untuk menemukan medan
gravitasi benda besar dan padat. Penelitian ini menuju pada penemuan lubang
hitam, bintang neutron, dan benda-benda astronomis lainnya.
Pada bulan Maret 1916, Einstein
menulis sebuah artikel yang menyimpulkan dan menjelaskan fondasi, penyokong
relativitas umum dalam istilah yang lebih mudah dipahami. Artikel tersebut dan
satu lagi yang dia tulis tidak lama kemudian menjadi sumber resmi untuk
relativitas umum.
Tiga pernyataan penting mengenai
relativitas umum adalah
sebagai berikut
- Ruang dan waktu tidak kaku.
Bentuk dan struktur ruang dan waktu dipengaruhi oleh materi dan energi.
- Materi dan energi
menentukan bagaimana ruang, dan ruang waktu berbentuk kurva lengkung.
- Ruang dan pelengkungannya
menentukan bagaimana materi bergerak.
Relativitas umum benar-benar dikukuhkan
dengan sangat kuat dalam bidang fisika. Hal ini membuat banyak ilmuwan yang
menolak gagasan baru Einstein pada masa itu menyesal. Teori tersebut ternyata
masuk akal dan beberapa tahun kemudian ketika nama besar Einstein meningkat,
semakin banyak ilmuwan yang mulai mengerti dan mengembangkan teori-teori
pemecahan Einstein.
No comments:
Post a Comment